.webp)
#02 Dimaafkannya Bisikan Kalbu - Jatuh hukum pada Niat yang menjadi Tekad (ambisi)
Ketahuilah, bahwasannya telah dimaafkan bisikan kalbu, termasuk niat berbuat buruk. Dan,
- barang siapa meninggalkannya dalam keadaan takut kepada Allah ta'ala, maka dicatat satu kebaikan.
- Jika ia meninggalkannya - niat berbuat buruk - karena adanya penghalang, kita berharap padanya pengampunan.
Jatuh hukum pada Niat yang menjadi Tekad (ambisi)
Kecuali niat buruk tersebut telah menjadi Tekad,
karena sesungguhnya tekad untuk berbuat kesalahan adalah kesalahan.
Dalilnya adalah sabda Nabi Shallallahu alaihi wasallam,
"Jika dua orang muslim behadapan dengan dua pedangnya, maka yang membunuh dan yang terbunuh masuk Neraka semua."Beliau ditanya, 'Maka, mengapa yang terbunuh masuk Neraka?'Beliau menjawab, 'Sesungguhnya dia berambisi untuk membunuh saudaranya juga.' "
Hadits shahih: dikeluarkan oleh Al-Bukhari (31) Al-Iman, dan Muslim (2888) dari Al-Ahnaf dari Qais dari Abu Bakrah radhiyallahu 'anhu.
Dan, bagaimana hukuman tidak jatuh pada suatu tekad, padahal;
- amalan-amalan itu berdasarkan niat.
- Dan, bukankah sombong, riya dan ujub itu amalan batin juga?
Seandainya, ada seorang manusia (lelaki) melihat di atas ranjangnya wanita asing (bukan istrinya), tetapi ia menyangka wanita tersebut istrinya, dia tak berdosa dengan menggaulinya.
Bahkan, sebaliknya jika ia melihat itu istrinya, lalu ia menyangka wanita itu adalah wanita asing (bukan istrinya), maka lelaki itu berdosa dengan menggaulinya.
Masya Allah!
Maka, semua ini tergantung kepada keyakinan yang ada di kalbu.
Bibliografi
- Kitab Mukhtashar Minhajul Qashidin - Al-Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi
- Buku terjemahan - Mukhtashar Minhajul Qashidin - At-Tuqa
- Kajian Islam Mukhtashar Minhajul Qashidin - Al-Ustadz Qomar ZA, Lc - Masjid Umar Ibnul Khaththab, Ponpes Darul Atsar, Kedu, Temanggung
***
){kind=link}
Posting Komentar untuk "#02 Dimaafkannya Bisikan Kalbu - Jatuh hukum pada Niat yang menjadi Tekad (ambisi)"
Posting Komentar