Widget HTML #1

#13 Talbis Iblis terhadap Manusia secara Umum berupa Angan-angan yang Panjang

         Penulis - Ibnul Jauzi - rahimahullahu berkata, bahwa:

         Berapa banyak kekhawatiran pada kalbu orang Yahudi dan Nasrani (Kristen - ed.), yaitu yang ia sejatinya terbersit cinta kepada Islam. Namun, Iblis senantiasa membuatnya putus asa dan berkata,
           
"Janganlah engkau tergesa-gesa dan hendaknya engkau pelan-pelan dalam berpikir secara matang."

           Iblis selalu menghalang-halang, hingga akhirnya ia meninggal dunia dalam keadaan kafir.

           Iblis juga merintangi ahli maksiat untuk bertobat, maka menjadikan baginya tujuan hidupnya adalah syahwat-syahwat, sebagaimana dikatakan oleh seorang penyair:

 لا تعجل الذنب لما تشتهي
و تأمل التوبة من قابل
 
Jangan tergesa-gesa (untuk mendapat ampunan) dosa karena hasratmu, 
dan jangan berharap tobat untuk waktu yang akan datang. 

          Berapa banyak orang yang bertekad untuk keagungan (berbuat baik), dihalangi Iblis. 

         Dan, berapa banyak orang berjuang menuju keutamaan, Iblis membuatnya patah semangat.

         Adakalanya, seorang berilmu bertekad untuk mengulangi (muraja'ah - ed.) pelajarannya, tetapi Iblis pun membisikkan, 

         "Istirahatlah sesaat." 

          Atau, ada seorang ahli ibadah, yang menjaga (perhatian - ed.) terhadap shalat malamnya, maka Iblis pun membisikkan, 

          "Padamu masih ada waktu (longgar - ed.)."

          Iblis senantiasa,

mengekang manusia untuk bermalas-malasan, dan

menghalangi untuk beramal dan 

mendukung segala urusan kepada angan-angan panjang.

          Maka, seharusnya orang yang memiliki semangat bertindak di atas semangatnya. Semangat itulah yang, 

mengendalikan waktu dan 

meninggalkan menunda-nunda

          Yang keduanya, (jika tak dikendalikan - ed.) merupakan tanda-tanda untuk berangan-angan muluk-muluk.

          Dan sesungguhnya, orang yang takut adalah; 
  • orang yang tidak akan merasa aman dengan apa yang telah terlewat dan tidak kembali lagi, 
  • dan menjadi sebab setiap sedikitnya (berkurangnya) kebaikan atau 
  • kecenderungan untuk berimajinasi angan-angan panjang. 
           Maka, sesungguhnya manusia senantiasa; 

bertabiat kepada keburukan, dan 

✓ memiliki pilihan untuk menerima kebaikan.

          Dirinya memang diciptakan (dipersiapkan - pent.) untuk yang keadaan demikian itu.

          Dan, tidak diragukan, sesungguhnya insan dengan angan-angan panjang tersebut ia akan, 

berjalan di siang hari dengan perjalanan tanpa semangat.

Barang siapa berangan-angan ia mencapai pagi hari, tentu ia akan beramal di malam hari dengan amalan dalam keadaan malas (lemah - ed.)

         Namun, siapa yang dibayangi kematian, ia akan bersegera kepada kebaikan.

         Dan, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda,
 "صلى صلاة مودع"
"Shalatlah dengan shalat perpisahan."

WAG Salafy Asyik Belajar dan Menulis


Sebagian Salaf berkata, "Aku peringatkan kalian dari perkataan 'سوف' (akan) atau berandai-andai, karena hal itu adalah pasukan Iblis yang terbesar."
Talbis Iblis /390 - Ibnul Jauzi

#yukberubah
belajar.icu

          Permisalan seorang yang beramal dengan semangat dengan orang yang tetap dengan angan-angan panjangnya, bagaikan masing-masing mereka sekumpulan kaum dalam perjalanan, dan tinggal beberapa saat di suatu kampung, 

✓ maka orang yang semangat beramal pergi membeli (bekal - ed.) untuk melengkapi dalam menyempurnakan perjalanannya sehingga merasa siap untuk pergi.

✓ sedangkan orang yang berangan-angan, dan gegabah (berlebihan - ed.) akan berkata, "Aku akan bersiap-siap, maka mungkin kami tinggal satu bulan."
Dan, ketika hari melanjutkan perjalanan datang pada saatnya, iapun langsung berangkat (tanpa mempersiapkan perbekalan).

✓ Orang yang bertindak berhati-hati akan selamat, sedang orang yang lalai dan gegabah akan celaka.

          Demikianlah permisalan manusia di dunia,

1. di antara mereka ada yang bersiap dan sadar jika Malaikal Maut datang, dan tidak merasa menyesal.

2. di antara mereka ada yang terperdaya, tertipu dan suka menunda-nunda, dan akhirnya menelan penyesalan yang pahit ketika waktu melanjutkan perjalanan (menuju akhirat - ed.).

          Jika keadaan orang kedua itu, 
  • telah menjadi tabiat (sifat, karakter atau watak - ed.) baginya, 
  • suka berlambat-lambat 
  • dan panjang angan-angan
  • kemudian Iblis datang mendorong beramal sesuai tabiatnya (lambat dan angan-angan muluk-muluk - ed.) , 
  • maka sulit baginya untuk bermujahadah (bersungguh-sungguh untuk berubah - ed.).
          Kecuali, ia sadar, bahwa; 
  • ia orang yang memberi peringatan pada dirinya sendiri, 
  • dan tergambarkan olehnya bahwa ia dalam kancah pertempuran. 
  • Dan, ia sadar bahwa musuhnya tak pernah lelah (berperang - ed.) kepadanya. 
          Maka, jika pun musuh lemah secara zhahir, musuh tetap merencanakan dan menyiapkan penyergapan ke batinnya (kalbunya - pent.).

         Dan, kita memohon keselamatan kepada Allah 'Azza wa Jalla dari 

tipu daya musuh (Iblis - ed.)

fitnah-fitnah setan,

buruknya jiwa-jiwa (sifat-sifat buruk - ed.) dan 

(buruknya - ed.) dunia. 

          Sesungguhnya Dia Maha Dekat dan Maha Mengabulkan Doa. Semoga Allah menjadikan kita termasuk golongan orang-orang beriman.

          Segala puji bagi Allah, di awal dan di akhir.
          
Sumber:
Kitab Talbis Iblis (Arab .pdf) - Al-Hafizh al-Imam  Jamaluddin Abul Faraj Abdurrahman Ibnul Jauzi al-Baghdady
Buku terjemahan - Talbis Iblis

Talbis Iblis
Belajar dengan Menulis Saban Hari


***

WhatsApp Salafy Asyik Belajar dan Menulis

Posting Komentar untuk "#13 Talbis Iblis terhadap Manusia secara Umum berupa Angan-angan yang Panjang"

Tanya-Jawab Islam
Bertanyalah kepada
Orang Berilmu

Doa dan Zikir
Benteng
seorang Muslim

Menulis Cerita

Kisah Nyata
rasa Novel


Bahasa Arab
Ilmu Nahwu
Tata Bahasa
Bahasa Arab
Ilmu Sharaf
Perubahan Kata
Menulis Cerita Lanjutan
Kelindan
Kisah-kisah Nyata


Bahasa Indonesia
Belajar
Kalimat

Bahasa Indonesia
Belajar
Menulis Artikel


Bahasa Indonesia
Belajar
Kata

Bahasa Indonesia
Belajar
Gaya Bahasa

Disalin oleh belajar.icu
Blog Seputar Mendesain Kebiasaan Belajar Ilmu Syar'i dan Menuliskannya, mudah, sedikit demi sedikit, dan saban hari.