Widget HTML #1

#10 Motivasi Berubah-ubah pada jenis Kalbu tidak Kokoh

Motivasi Berubah-ubah, sang Teman yang Oportunitis

           Sebelum membahas lebih lanjut tentang tema ini, kita mengingatkan apa yang telah nukil dalam postingan: Perubahan bisa Mudah dan Menyenangkan. Kita "copas" kembali dulu di sini: 

          Hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, telah bersabda,
          "Permisalan kalbu seperti bulu di atas tanah, bulu itu dibolak-balikkan oleh angin."

Hadits dishahihkan dalam Al-Misykah no. 103

          Telah kita ketahui di dalam Mukhtashar Minhajul Qashidin karya Ibnu Qudamah al-Maqdisi bahwasannya, Kalbu dalam kekokohannya atas kebaikan dan keburukan atau kebimbangannya di antara kedua hal tersebut, terbagi 3 jenis kalbu;

3. Kalbu yang tidak kokoh, mengajak kepada keburukan diikuti ajakan kepada kebaikan. 

          Nah, sekarang kita akan membahas kondisi Kalbu jenis ketiga, yakni Kalbu yang tidak kokoh. Karena kita anggap dulu; 
  • Secara mayoritas Kalbu kita rata-rata termasuk jenis yang tidak kokoh ini. 
  • Belum termasuk Kalbu yang senantiasa bertakwa seperti kalbunya para Ulama Salaf yang kokoh dan konsisten pada kebaikan. 
  • Dan, mudah-mudahan juga tak termasuk Kalbu yang selalu terjerembab ke dalam keburukan seperti para ahli maksiat dan orang-orang fasiq - na'udzu billahi min dzalika.
          Motivasi sering tak dapat diandalkan pada Kalbu yang tidak Kokoh, terhadap segala permasalahan, dari menghadapi proyek besar sampai hanya mencoba mengubah kebiasaan kita. Jebakannya samar.
 
          Namun, kebanyakan orang percaya bahwa Motivasi adalah mesin penggerak utama perubahan perilaku.
          
          Betul, bahwa Motivasi merupakan salah satu dari 3 variabel penggerak perilaku yang telah kita ketahui, bagi Motivasi yang ada pada Kalbu yang kokoh. Masalahnya, bagi Motivasi yang ada pada jenis kalbu tidak kokoh, sering kali "gaje" alias gak jelas dan plin plan.
          
          Motivasi yang seperti itu bagaikan teman yang oportunitis. Teman yang hanya mau bersama kita ketika bersenang-senang. Giliran kita susah, ia seakan-akan tidak kenal kita. Terkadang berkhianat, karena mudah goyah oleh ajakan hawa nafsu dan pasukan setan. Apa yang bisa diandalkan dengan teman yang seperti itu? Tak bisa dipercaya.
          
          Kita akan membongkar permainan sang Motivasi yang plintat-plintut ini. Jebakan demi jebakannya. Sementara ini, kita namakan saja Motivasi yang seperti itu dengan Motivasi Berubah-ubah (jika kita namakan Motivasi Plin Plan atau Plintat Plintut akan terkesan buruk dan sulit diubah menjadi Motivasi yang kokoh, walaupun kata tersebut ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia)

          Lalu, kita akan belajar bagaimana mensiasati Motivasi Berubah-ubah tersebut, untuk menggapai apa yang sebenarnya yang kita inginkan. 

Apakah Motivasi? 

          Apakah Motivasi itu?

          Motivasi adalah, 

Keinginan, hasrat, iradah, atau niat secara sadar untuk 
  • melakukan perilaku spesifik (tertentu) - menghadirkan niat sadar saat itu juga, ketika akan melakukan perbuatan - seperti makan alpukat pagi ini -,  
  • atau perilaku umum - niat sadar pada suatu perbuatan secara global - seperti makan buah-buahan setiap pagi.
          Motivasi memiliki tiga sumber:

Diri kita sendiri, yaitu apa yang kita inginkan. Misalkan, 
  • kita ingin berpenampilan rapi.
Imbalan atau hukuman, misalkan 
  • Tilang. Kita semua terkadang ingin melanggar lalu lintas agar menghemat waktu, tetapi ada hukuman ketika kita melanggarnya.
  • Pahala dan azab. Sebagai muslim kita semua inginkan balasan pahala surga dengan sebab (melakukan) ibadah kita, dan menjauhi (tidak melakukan) maksiat dengan niat sadar agar terhindar dari azab neraka.  
Konteks, misalkan
  • orang-orang di lingkungan pemukiman Islam, akan memotivasi kita untuk malu untuk berbuat buruk.
         Motivasi tersebut, bisa timbul dari salah satu sumber atau lebih. Motivasi selalu ada, 

✓ mendorong kita melakukan Tindakan, atau 
✓ menjatuhkan kita tidak melakukan Tindakan.
         

Motivasi Berubah-ubah itu ribet, saling bersaing

          Terkadang pula keribetan Motivasi Berubah-ubah kita berujung kepada tarik-menarik kejiwaan. Saling bersaing. Misalkan, 

kita ingin istirahat dari kegiatan menulis ilmu, misal karena hawa nafsu dan godaan setan, "Kamu masih punya banyak waktu ..."
Versus
Namun, kita juga ingin meneruskan tulisan kita, karena masih ada beberapa ide gagasan yang belum tertulis, sementara jika tak segera ditulis khawatir kita lupa.
          
          Motivasi Berubah-ubah saling bersaing, tarik-menarik menggiring kita kepada perilaku yang saling bertentangan.
          
          Dan, yang lebih kacau adalah kenyataan bahwa setiap saat, setiap detik kita tak mengetahui terhadap sebagian Motivasi Berubah-ubah kita. Serba tak jelas. Mungkin kita tak sepenuhnya mengerti dari mana asalnya keinginan-keinginan tersebut; 

Apakah ia benar-benar niat sadar dari diri sendiri? Atau
Mungkinkah apa benar karena berasal dari hawa nafsu buruk atau bisikan setan?
✓ Atau, memang dari kondisi tubuh yang telah letih?
Mungkin juga, ada tarikan ingin pahala surga, oleh sebab ingin meneruskan menulis ilmu?
          
          Motivasi Berubah-ubah,

berubah-ubah begitu cepat, "Zap, zap, zap ...!!"
saling bersaing, bertentangan, pertempuran, versusan,
bahkan terkadang tak terlihat, tersembunyi, tiba-tiba keluar dari persembunyiannya, mengejutkan.

          Sehingga, 
  • menjadikan variabel perilaku yang ini (Motivasi Berubah-ubah) sulit dipahami dan dikendalikan. 
  • Kondisi ini, bisa-bisa membuat kita semakin frustasi, 
  • saat kita sendiri gagal memotivasi diri kita. 
  • Apalagi memotivasi orang lain, yang jelas-jelas kita tak mampu melongok isi kalbunya. 
          Perubahan yang kita inginkan pun tidak jelas arah dan progresnya. Tidak konstan, tidak konsisten kemajuannya. 
          
          Akhirnya malahan, membebani mental kita.
          

Lonjakannya Motivasi Berubah-ubah

          Lonjakan tinggi Motivasi sangat berguna untuk melakukan perilaku yang sangat sulit, tetapi hanya untuk satu kali. Misalkan,

Tekad resign dari pekerjaan, karena dipaksa untuk merapikan jenggot oleh atasan.
Mengejar kereta api, ketika tertinggal, sementara kereta api telah mulai berangkat.
Menyelamatkan anak dari suatu bahaya yang mengancam.
✓ Dan lain-lain.
          
          Dan, Motivasi Berubah-ubah menjadi tinggi pun bersifat tak menentu, terkadang tak berkelanjutan. Seperti, telah dicontohkan sebelumnya, 

Beres-beres seluruh rumah. Pertama kali, memang Motivasi tinggi sangat membantu perilaku sang Aku. Sang Aku mampu melakukan perilaku yang sulit dan memakan waktu banyak tersebut. Tetapi, apakah sang Aku besok bisa melakukannya kembali? Atau minggu depan saja? Suatu saat Motivasinya merosot drastis.
          
          Lonjakan sementara Motivasi itu, kita yakin semua orang pernah mengalami. Motivasi membumbung, lalu jeblok. Mungkin, kita tiba-tiba merasa bersalah ketika serta merta Motivasi anjlok, sebab mengapa kita tak mampu mempetahankannya. Begitulah Motivasi Berubah-ubah pada Kalbu yang tidak kokoh bekerja.
          
          Kita melihat hal-hal yang mirip terjadi, di sekeliling kita. 

          Jika ada orang yang membeli alat pemijat pundak, yang bentuknya seperti sabit, dan ujungnya ada bendolan kayu, kemungkinan orang yang beli itu tak ingat kapan terakhir kali dia memakai alat tersebut.

          Atau, alat jahit mini  berbentuk seperti alat stapless buatan negeri paling produktif dengan berbagai kreativitas produk. Tergeletak begitu saja, di kotak penyimpanan, sampai berdebu.

          Kita mempunyai Motivasi Berubah-ubah terkadang terlalu tinggi untuk masa depan kita. Itu dia jebakan Motivasi Berubah-ubah. Dan, itu terjadi pada kita semua. Kita tidak bodoh, atau mudah diperdaya. Kita manusia, dan begitulah Motivasi Berubah-ubah berkelakuan dengan sifatnya.
          
          Jadi, mengapa kita masih saja terbuai dan terbawa oleh Lonjakan Motivasi Berubah-ubah, bersamaan itu pula kita tahu bahwa kita over optimis?
          
          Ini jawabannya: 
          
          Kita memiliki Kalbu yang tak kokoh, dan saat kita terdorong untuk bertindak, pikiran kita mengatakan, 
  • bahwa hal tersebut sepertinya "kelihatannya ide bagus", bahkan diperlukan, dan penting
  • Kita merasakan sesuatu. Sesuatu itu ya "lonjakan" tersebut, 
  • bisa gairah, kegembiraan akan mendapatkan imbalan atau rasa takut akan akibatnya. 
  • Apapun itu, ia akan memotivasi  terjadinya perilaku dengan segera, 
  • Dan, ketergesa-gesaan - isti'jal - adalah salah satu pintu keburukan yang terbuka menuju pusat kalbu yang akan dimasuki hawa nafsu buruk dan setan, lalu bercokol di sana, mengendalikan perilaku kita. Ibnu Qudamah al-Maqdisi berkata demikian dalam Mukhtashar Minhajul Qashidin, untuk mengetahui hal ini bisa lihat TAP /KETUK > di sini 
  • dan otak dan kalbu kita merasionalkannya, menyetujuinya.
          Tiba-tiba, terasa logis seperti:

✓ Melakukan hal yang mungkin menyedot biaya besar.
✓ Menjalankan sesuatu yang bisa menghabiskan waktu.
✓ Berbuat yang menuntut fisik yang sangat kuat.
✓ Bahkan, melakukan hal yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari kita yang telah stabil berlangsung.
✓ Dan, pekerjaan-pekerjaan yang cetar membahana lainnya.
          
          Dan, setelah kita sadar dan berpikir matang-matang, ternyata; 
  • kita memulai dari hal yang salah
  • yakni mulai dari emosi
  • lalu mencari-cari argumentasi atau pembenaran dan akhirnya seolah-olah menemukan alasan untuk bertindak.
          Ini adalah cara-cara purba yang telah ada sejak dahulu. Memotivasi emosi dan bertransformasi menjadi logika, adalah 
  • Cara berhasil dalam bertahan hidup yang bagus. 
  • Lonjakan motivasi keberanian memang dibutuhkan ketika langsung melihat hewan buruan untuk dimakan. 
  • Begitu pula lonjakan motivasi ketakutan sangat darurat mesti muncul, yang akan membuat lari sekencang-kencangnya untuk menyelamatkan diri ketika bertemu binatang buas.         

Fluktuasinya Motivasi Berubah-ubah

          Jika bab sebelumnya dikatakan Motivasi Berubah-ubah bisa tiba-tiba melonjak, sekarang Motivasi Berubah-ubah juga mampu berfluktuasi hari demi hari, bahkan dari menit ke menit. Dan, terkadang kita baru bisa ditebak, setelah menjalani peristiwanya.
          
          Para pedagang mengetahui bagaimana Motivasi Berubah-ubah ini berfluktuasi. Contoh:

          Pedagang fried chicken, mereka beradaptasi dengan menjual murah ayam gorengnya di larut malam atau pagi hari keesokannya. Waktu-waktu itu ketika Motivasi Berubah-ubah sedang rendah dan para pembeli tak bersedia membayar dengan harga normal fried chicken yang biasa mereka beli di siang hari atau sore.
          
          Contoh lain yang sering kita alami adalah, pergeseran yang lebih tak kentara dan tak dapat diprediksi:

Tekad dalam mengerjakan sesuatu menurun dari pagi hingga malam. Ibadah shalat malam ketika 1/3 malam terakhir, yakni ketika sedang turunnya tekad, lebih tinggi nilainya dari pada ketika pagi atau suang hari. Karena kita melawan motivasi yang sedang turun-turunnya. Di samping itu, ketika semakin larut, kita merasa semakin rumit, ribet dan sulit dalam memutuskan sesuatu.
          
Motivasi untuk bekerja atau menuntut ilmu turun bahkan bisa lenyap ketika mendekati hari libur akhir pekan, atau menjelang akhir liburan semesteran. 

          Fakta ini pernah dialami, ketika para pelajar suatu pondok pesantren diberi tugas akhir semester membuat tulisan artikel. Pada waktu itu pengumpulan tugas bersamaan dengan persiapan menghadapi ujian akhir semester. Maka, untuk kemudahan para pelajar, agar ada waktu belajar persiapan menghadapi ujian akhir, pengumpulan tugas diundur setelah ujian sampai saat terima rapot. 

          Namun, apa yang terjadi? 

          Beberapa pelajar malah tak mengumpulkan tugas tersebut. Selidik punya selidik - Masya Allah -, mereka tidak fokus mengerjakan tugas menulis artikel tersebut, karena telah diliputi euforia pulang kampung saat liburan nanti. Yang mereka lakukan sibuk menata barang, menyiapkan oleh-oleh, dan lain-lain untuk dibawa mudik. Motivasi anjlok. Allah Musta'an.
          
          Pergeseran-pergeseran Motivasi ini, merupakan di antara salah satu alasan mengapa kita tak dapat mengendalikan motivasi secara mutlak, kepada Kalbu yang belum kokoh.
          
          Motivasi orang-orang untuk menjaga kesehatan, terutama di kalangan manula turun ketika menjelang hari Raya Iedul Fitri. 

          Mereka di hari-hari biasa berusaha menjaga makan, dengan hanya memakan makanan yang menyehatkan. 

          Namun, ketika menjelang hari raya tersebut, bahkan pada hari H, dan setelahnya banyak kasus sakit degeneratif kumat, seperti hipertensi, stroke dan sebagainya disebabkan mereka pada hari-hari tersebut kurang menjaga makanan. 

          Karena pada hari-hari tersebut sedang banyaknya makanan untuk menyambut hari raya tersebut, seperti kudapan kue kering maupun basah dengan kadar gula tinggi. Masakan dengan santan yang pekat, dan sebagainya.

          Faktanya?

          Penulis sendiri pernah bekerja sebagai arsitek di suatu Rumah Sakit di daerah Banyumas, melihat sendiri begitu banyaknya pasien Unit Gawat Darurat dari kalangan manula pada hari-hari tersebut. Tanya sana, tanya sini, ternyata sebagian besar karena terlalu berlebihan konsumsi makanan dalam menyambut hari Lebaran tersebut.
          
          Bergantung pada Motivasi yang Berubah-ubah pada kalbu yang tidak kokoh adalah bukan gagasan yang bagus.
          
  • Lonjakannya Motivasi Berubah-ubah, masih mungkin bisa diprediksi, 
  • tetapi bergesernya Motivasi Berubah-ubah secara Fluktuatif adalah hal yang tak dapat diprediksi.
          Contoh nyata lagi:

          Mungkin, kita pernah mengalami anak-anak kita merecoki kita, mereka meminta kita pada libur akhir minggu mengantar ke suatu tempat piknik yang indah. Satu hari sebelum hari H keberangkatan piknik, anak kita menyatakan sama sekali tidak ingin pergi. Kita tak menyadari, teman-temannya membatalkan pada detik-detik terakhir. Mereka tiba-tiba memiliki acara sendiri, menghancurkan Motivasi anak kita untuk piknik bersama kita yang telah anak kita meminta-minta dan direncanakan jauh-jauh hari.
          
          Fakta lagi, dan lagi:

          Pergeseran Motivasi Berubah-ubah juga bisa terjadi dengan cepat. Ibuku termotivasi untuk makan malam, sehingga ia makan cukup banyak. 

          Lalu aku beserta Bapak baru pulang dari suatu keperluan keluar rumah, dengan membeli dan membawa oleh-oleh makanan kesukaan ibu. 

          Ketika kami beritahu ibu, tentang makanan kesukaannya, tentu ibu sudah tak terlalu termotivasi untuk memakannya, karena baru saja makan. Kenyang.

  
        Namun, jika Desain Perilaku dimulai dari rasio, akal yang lurus, tidaklah demikian. Kita tidak akan memiliki benda-benda yang akhirnya menganggur di gudang. Kita tak akan terseret Lonjakan Motivasi Berubah-ubah. Mungkin kita merasakan Lonjakan Motivasi tersebut, atau bahkan terasa Motivasi jatuh bebas setelahnya. Namun, 
  • kita akan tetap berada di permukaan normal ketika Motivasi melonjak, 
  • dan tetap melayang pada ketinggian normal ketika Motivasi memudar jatuh bebas. 
  • Tak terpengaruh. Kita tetap kokoh, konsisten Belajar dan atau dengan Menulis.
  • Karena Kalbu telah kokoh dengan ketakwaan dan kebaikan, 
  • dan ternyata yang demikian itu hanyalah bersitan-bersitan hawa nafsu dan pasukan Iblis yang hanya "ngider-ngider" di luar benteng Kalbu yang telah kokoh. Pintu-pintu keburukan (baca: sifat-sifat buruk - akhlak buruk) telah terkunci, tertutup seluruhnya.
          Bagaimana itu bisa terjadi?
          
          Bukankah kita memiliki dua variabel perilaku lainnya yang selalu setia mengawal kita?

          Pemicu dan Kemampuan
  • Jika belajar dan menulis sulit, kita permudah
  • Bila hambatan (yang menghalangi berupa hawa nafsu buruk dan setan) mudah belajar dan menulis muncul, kita persulit
  • Dan, selalu kita bawa dan hadirkan Pemicunya sebagai pemantik yang menyalakan perilaku kebiasaan belajar dan menulis.
  • Ulang-ulang terus menerus (repetisi) yang akhirnya menjadi kebiasaan yang otomatis tanpa membebani pikiran.
  • Bahkan, akan kecanduan karena merasakan ketenangan dan kesegaran kalbu, oleh sebab rasa syukur kepada Allah ta'ala karena telah ditolong melakukan kebaikan, berganjarkan Surga.
***
          
Desain Kebiasaan Belajar Ilmu Syar'i dengan Menuliskannya


WhatsApp Salafy Asyik Belajar dan Menulis

Posting Komentar untuk "#10 Motivasi Berubah-ubah pada jenis Kalbu tidak Kokoh"


Tanya - Jawab Islam
Bertanyalah kepada
Orang Berilmu

Menulis Cerita

Kisah Nyata
rasa Novel


Bahasa Arab
Nahwu
Mutammimah

Bahasa Arab
Sharaf
Kitabut Tashrif

Menulis Cerita Lanjutan
Kelindan
Kisah-kisah Nyata


Bahasa Indonesia
Belajar
Kalimat

Bahasa Indonesia
Belajar
Menulis Artikel


Bahasa Indonesia
Belajar
Kata

Bahasa Indonesia
Belajar
Gaya Bahasa

Disalin oleh belajar.icu
Blog Seputar Mendesain Kebiasaan Belajar Ilmu Syar'i dengan Menuliskannya,
mudah, sedikit demi sedikit,
dan
saban hari.