Widget HTML #1

#30 Terasa hambar ketika Bersyukur

Jika perilaku bersyukur terasa hambar - dilihat dari sisi Kemampuan

          Boleh jadi, belajar dengan menulis (hanya) 5 kalimat faedah kajian, kita anggap suatu amalan remeh, sepele, terlalu kecil, karena tidak layaknya menulis suatu artikel atau suatu bab dalam suatu buku. Sehingga perilaku bersyukur kurang menimbulkan atsar dalam kalbu.

          Cuma 5 kalimat, nyang bener aja, semua orang bisa melakukannya. Dan, itu tak perlu keahlian, usaha atau bakat.
           
          Mungkin ada bisikan, "Untuk apa aku bersyukur hanya karena 5 kalimat?"
           
          Ada beberapa jawaban untuk pertanyaan tersebut:

✓ Bukankah telah dibahas pada bab Makna Syukur, bahwa jika kita tidak bersyukur pada hal yang sedikit, maka ia tak bisa bersyukur pada hal yang banyak. Jika mensyukuri hal-hal yang kecil terasa sulit, bahkan kita anggap receh, ternyata mentalitas "lakukan yang besar, atau tidak sama sekali" mungkin masih mengintai kita. Berhentilah berpikir seperti itu. Itu adalah jebakan, hasil perbuatan hawa nafsu buruk yang didukung oleh pasukan Iblis.

Bersyukur pada suatu kemenangan - tak peduli sekecil apapun - dengan segera akan mengarahkan kita pada kemenangan-kemenangan yang lain. Coba, pikir baik-baik kapan dan dimana saja kita sanggup punya kesempatan untuk berubah? Dan, kini kita berada di sini: belajar dengan menulis 5 kalimat - mengeksekusi perubahan. Allahu Akbar!

✓ Boleh jadi suatu kebaikan yang kecil, menjadi besar di sisi Allah karena niat, dan boleh jadi suatu kebaikan besar, menjadi kecil di sisi Allah karena niat.

✓ Perilaku, termasuk bersyukur merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen tak terlihat, tetapi kita tahu bahwa dopamin yang terlepas akibat bersyukur adalah bagian penting agar kebiasaan belajar dengan menulis sanggup bertahan.

✓ Perilaku bersyukur termasuk suatu keterampilan yang membantu kita merasa nyaman. Dan, yakinlah itu akan menciptakan kebiasaan belajar dengan menulis.

✓ Ini adalah jawaban yang penting juga. 
  • Jika kita mengakui suatu perbuatan yang patut disyukuri, itu akan mengubah banyak hal pada diri kita. 
  • Kemampuan kita untuk mengabaikan kritik terhadap diri sendiri. 
  • dan menerima perasaan senang atas keberhasilan kecil kita dalam belajar akan berdampak bagi kehidupan kita dengan cara-cara positif. 
  • Melakukan perubahan kehidupan ilmiah dan amaliah kita bukanlah hal yang sepele. 
  • Tak peduli sekecil apa atau sepelan apapun perubahan tersebut. Mengapa hal tersebut kita anggap remeh untuk disyukuri?
✓ Jika kita menemukan makna yang lebih dalam dari belajar dengan menulis, menulis 5 kalimat faedah setiap hari terlihat sangat kecil di permukaan. Namun, jika kita gali lebih dalam, kita akan menemukan alasan sesungguhnya mengapa kita belajar dengan menulis - seperti dijelaskan pada Bab Makna Syukur - maka kita akan mendapatkan betapa besar nilai tindakan tersebut. Dan, hal itu jelas-jelas layak disyukuri.     

          Jika kita kesulitan untuk merasakan senang dan bahagia saat bersyukur, ini membuat kebiasaan belajar dengan menulis sulit untuk dikunci di rutinitas kita. Sehingga perlu kita renungkan kembali, arti kebiasaan belajar dengan menulis dalam konteks kehidupan sebagai Salafy yang lebih luas lagi. 
  • Mengapa kita perlu memupuk kebiasaan ini? 
  • Mengapa kebiasaan tersebut itu penting?
          Jawabannya adalah:
  • Karena hal tersebut penting bagi keilmuan kita, 
  • yang akan mengantar kita kepada amal yang benar, batiniah dan lahiriah,
  • mengikuti Generasi Awal, 
  • yang merupakan salah satu syarat diterimanya amal, 
  • selain iklash karena Allah Subhana wa ta'ala semata.    
          Kebiasaan belajar dengan menulis 5 kalimat adalah hal kecil, sekaligus hal besar. Ketika kita membingkai kebiasaan belajar dengan menulis untuk menggapai Syurga, kita akan melihat bahwa kebiasaan yang terlihat remeh, sebenarnya adalah sesuatu yang membuat senang saat melakukannya. 

          Dan itulah kunci yang memberi kita akses ke dalam makna, - yang sejak dahulu telah ada - makna yang memicu untuk bersyukur, dan pada akhirnya membantu mengunci kebiasaan belajar dengan menulis di rutinitas keseharian kita.

***

Desain Kebiasaan Belajar Ilmu Syar'i dengan Menuliskannya


WhatsApp Salafy Asyik Belajar dan Menulis

Posting Komentar untuk "#30 Terasa hambar ketika Bersyukur"


Tanya - Jawab Islam
Bertanyalah kepada
Orang Berilmu

Menulis Cerita

Kisah Nyata
rasa Novel


Bahasa Arab
Ilmu Nahwu
Tata Bahasa
Bahasa Arab
Ilmu Sharaf
Perubahan Kata
Menulis Cerita Lanjutan
Kelindan
Kisah-kisah Nyata


Bahasa Indonesia
Belajar
Kalimat

Bahasa Indonesia
Belajar
Menulis Artikel


Bahasa Indonesia
Belajar
Kata

Bahasa Indonesia
Belajar
Gaya Bahasa

Disalin oleh belajar.icu
Blog Seputar Mendesain Kebiasaan Belajar Ilmu Syar'i dan Menuliskannya, mudah, sedikit demi sedikit, dan saban hari.