Widget HTML #1

#01 I. Pasal 1 - Ikhlas, Pasal 2 - Ketenangan Kalbu dan Badan

PEMBAHASAN 1: AQIDAH dan TAUHID

1 - Pasal: Ikhlas Karena Allah

          Firman Allah ta'ala,
          "Dan, tidak ada sesuatupun, melainkan pada sisi Kamilah hazanahnya dan ..." (al-Hijr: 21)

           Hazanah  ini termasuk seluruh (segala macam - ed.) harta simpanan. 

          Dan, itu berarti bahwa sesungguhnya segala sesuatu tidaklah akan dicari kecuali dari apa-apa yang di sisi-Nya terdapat hazanah-Nya

          Dan, kunci-kunci hazanah tersebut ada di tangan-Nya. 

          Dan, sesungguhnya orang yang mencari dari selain-Nya, mencari terhadap apa-apa yang bukan di sisi-Nya, 

✓ maka ia tak akan, mendapat apa-apa (mampu - pent.) atasnya.

          Dan, firman Allah ta'ala,
          "Dan, bahwasanya kepada Rabbmulah kesudahan (segala sesuatu)." (an-Najm: 42)

          Hal tersebut meliputi hazanah (harta simpanan) yang besar. Ini adalah berarti, 

✓ segala (setiap) maksud, jika tidak dimaksudkan kepada-Nya, dan tidak terhubungkan dengan-Nya, maka hilang sia-sia dan terputus

✓ Karena, sesungguhnya ia (maksud itu - ed.) bukan kepada-Nya,  kesudahannya

          Dan, bukanlah kesudahan kecuali, 

✓ kepada yang berkesudahan (selesai - finish - pent.) kepada-Nya segala (setiap) urusan. Berkesudahan kepada penciptaan-Nya, kehendak-Nya, hikmah-Nya dan ilmu-Nya.

          Jadi, Dia (Allah - ed.) adalah

tujuan setiap pencarian

✓ Dan, setiap yang dicintai, yang bukan tujuannya untuk dicintai, maka ia mencintainya yang penuh duri dan penderitaan.

          Dan, 

✓ setiap amal yang tidak dimaksudkan untuk tujuannya (Allah - ed.) akan hilang dan batil. 

✓ Dan setiap kalbu yang tidak terhubung kepada-Nya, adalah (hati penuh -  ed.) kesengsaraan. 

terhalang dari kebahagiaannya dan kemenangannya.

          Maka, semua yang terkumpul, dari apa yang dikehendaki Allah, terhimpun dalam firman,
          "Dan, tidak ada sesuatupun, melainkan pada sisi Kamilah hazanahnya dan ..." (al-Hijr: 21).

          Dan, semua yang terkumpul, dari apa yang dikehendaki Allah, terhimpun dalam firman,
            "Dan, bahwasanya kepada Rabbmulah kesudahan (segala sesuatu)."_(an-Najm:42).

          Maka, 

tak ada lagi di belakang Dia (Allah - ed.) subhana wa ta'ala tujuan yang dicari

✓ dan tidaklah selain-Nya tujuannya, yakni suatu kesudahan.

2 - Pasal: Ketenangan Kalbu dan Badan ada dalam Ketaatan kepada Allah

          Dan di bawah ini, ada  rahasia besar  dari berbagai rahasia Tauhid, bahwa;

✓ Sesungguhnya, kalbu (hati - ed.) tak akan  stabil  dan tak akan  tenteram  dan  tenang  kecuali terhubungkan kepada Allah.

✓ Dan, segala sesuatu selain-Nya yang dicintai dan diinginkan (dimaksudkan - ed.) itulah yang dikehendaki selain-Nya.

✓ Dan, tidaklah dikehendaki dan dicintai untuk Dzat (diri) - Nya, kecuali satu yakni kepada-Nya  kesudahan. 

✓ Dan, mustahil kesudahan itu ada dua, sebagaimana mustahil pula permulaan makhluk-makhluk dari dua (pencipta - ed.).

✓ Dan, barang siapa kesudahannya sebagai yang dicintainya, keinginannya, kehendaknya, dan ketaatannya selain kepada Allah, maka batallah yang demikian itu,

✓ dan, ia kehilangan dan memisahkan dirinya dari apa yang seharusnya ia butuhkan.

✓ Dan, barang siapa kesudahan, yang dicintai, yang dinginkan, kekagumannya, dan pencariannya adalah Allah subhana wa ta'ala, maka ia mendapatkan nikmat-Nya, kelezatan-Nya, kegembiraan-Nya, dan kebahagiaan-Nya abadi selama-lamanya.

Hukum-hukum Perintah-perintah dan Hukum-hukum Musibah-musibah
          Seorang hamba senantiasa mengalami perubahan di antara hukum-hukum perintah-perintah dengan hukum-hukum musibah. Maka, 

✓ ia membutuhkan - bahkan terpaksa - pertolongan saat mendapat perintah-perintah.

✓ dan, membutuhkan kelembutan (kasih sayang - ed.) saat mendapat musibah-musibah.

✓ dan, 
  • seberapa jauh kemampuannya dalam menegakkan perintah-perintah, 
  • sejauh itu pula ia akan mendapatkan kelembutan (kasih sayang - ed.) 
  • ketika mendapat musibah-musibah.
✓ Maka, jika ia menyempurnakan penegakan perintah-perintah lahiriah dan batiniah, ia mendapatkan kelembutan (kasih sayang - ed.) lahiriah dan batiniah pula.

✓ Namun, jika ia menegakkan dengan lahiriah (rupanya - fisik - ed.) saja, tanpa hakikat-hakikatnya (tanpa batiniah - tanpa amalan kalbu - ed.), maka ia mendapatkan kelembutan (kasih sayang - ed.) dalam lahiriah saja, dan sedikit mendapat bagiannya dari kelembutan (kasih sayang - ed.) dalam batiniah.

Kelembutan (kasih sayang - ed.) batiniah
          Jika engkau bertanya, "Apakah Kelembutan Batiniah itu?"

          Kelembutan batiniah adalah; 

✓ sesuatu yang dihasilkan oleh kalbu (hati) ketika mendapat  musibah-musibah  berupa  ketentraman , dan  ketenangan 

✓ dan hilangnya kecemasan, kegoncangan dan kegelisahan, 

✓ sehingga ia merendahkan dirinya (merunduk - ed.) di hadapan tuannya, terhina dan tunduk memandang dengan hatinya, dan dalam keadaan tenang kepada-Nya dengan ruh dan rahasianya.

✓ Bahkan, kesibukannya, menyaksikan Kelembutan-Nya (kasih sayang-Nya - ed.) ketika mendapatkan penderitaan yang berat.

✓ Dia membiarkan menyaksikan yang demikian, karena pengetahuannya, bahwa itu adalah pilihan baik baginya.

Hadits diriwayatkan at-Tirmidzi (2404), dan Ibnu Majah (4031) dari Anas, bahwasannya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda,"Sesungguhnya besarnya balasan sesuai besarnya ujian, dan sesungguhnya Allah bila mencintai suatu kaum, maka Ia beri ujian kepada mereka. Maka barang siapa ridha, maka Allah ridha kepadanya, dan barang siapa tidak suka, maka kemurkaan Allah baginya." Sanadnya hasan insya Allah.

✓ Dan, sesungguhnya ia hanyalah seorang hamba yang diputuskan untuk mengikuti hukum-hukum tuannya, ridha (suka - pent.) ataupun tidak.

✓ jika ia suka, maka ia mendapatkan ridha Allah. Jika *ia tak suka, maka ia diliputi kemurkaan-Nya.

Kelembutan (kasih sayang - ed.) batiniah ini buah hubungan batiniah
  • Kelembutan batiniah tersebut akan bertambah, selagi hubungannya bertambah
  • dan kelembutan batiniah ini berkurang, selagi hubungannya juga berkurang.


Sumber:

✓ Kitab Fawaidul Fawaid (.pdf Arab) - Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah_

***

Mau Belajar Ilmu Syar'i dengan Menuliskannya, mudah, sedikit demi sedikit, dan saban hari, TAP /KETUK > di bawah ini:
WhatsApp Salafy Asyik Belajar dan Menulis

Posting Komentar untuk "#01 I. Pasal 1 - Ikhlas, Pasal 2 - Ketenangan Kalbu dan Badan"

Tanya-Jawab Islam
Bertanyalah kepada
Orang Berilmu

Doa dan Zikir
Benteng
seorang Muslim

Menulis Cerita

Kisah Nyata
rasa Novel


Bahasa Arab
Ilmu Nahwu
Tata Bahasa
Bahasa Arab
Ilmu Sharaf
Perubahan Kata
Menulis Cerita Lanjutan
Kelindan
Kisah-kisah Nyata


Bahasa Indonesia
Belajar
Kalimat

Bahasa Indonesia
Belajar
Menulis Artikel


Bahasa Indonesia
Belajar
Kata

Bahasa Indonesia
Belajar
Gaya Bahasa

Disalin oleh belajar.icu
Blog Seputar Mendesain Kebiasaan Belajar Ilmu Syar'i dan Menuliskannya, mudah, sedikit demi sedikit, dan saban hari.