#34 Pengobatan Penyakit Cinta Pujian dan Penyakit Benci Celaan
Ketahuilah, bahwasanya kebanyakan manusia binasa karena;
✓ takut kepada celaan manusia,✓ dan mencintai pujian mereka.✓ Sehingga, seluruh gerak-geriknya menyesuaikan menuju kepada keridhaan manusia. Mengharap pujian, dan takut kepada celaan.
Dan, yang demikian itu salah satu kebinasaan dari kebinasaan-kebinasaan.
Pengobatan Penyakit Cinta Pujian
Caranya (pengobatannya - ed.)_, adalah dengan kita melihat kepada sifat manakah yang dipuji dengannya. Jika, sifat tersebut ada pada diri engkau, maka hal itu tidak lepas dari 2 kemungkinan:
✓ sifat tersebut membuat bahagia dengannya, seperti ilmu dan wara’✓ sifat tersebut tidak memperbaiki (membuat - ed.) bahagia dengannya, seperti kedudukan dan harta.
Adapun kemungkinan pertama, maka sepantasnya,
✓ berhati-hati dari akhir kehidupan.✓ Maka ketakutan padanya (kematian - ed.) akan menyibukkan (tidak memikirkan - ed.) dari bahagianya atas pujian.✓ Kemudian, jika engkau berbahagia dengannya (ilmu dan wara’ - ed.) atas harapan husnul khatimah (akhir kehidupan yang baik - ed.), maka seharusnyalah kebahagiaanmu dengan keutamaan dari Allah atasmu dengan ilmu dan takwa,
✓ bukan dengan pujian manusia.
Adapun, pada kemungkinan kedua, yaitu pujian yang disebabkan karena kedudukan dan harta, dan bahagia dengan keduanya,
✓ bagaikan kebahagiaan kepada tanaman-tanaman bumi yang tak berapa lama kering.
✓ Dan, tidaklah orang bahagia kepada yang demikian kecuali orang yang akalnya kurang.
Dan, masih ada lagi (kemungkinan terakhir - ed.),
✓ jika engkau tidak memiliki (kosong sama sekali - ed.) dari sifat-sifat yang membuat engkau dipuji, lalu kebahagiaanmu karena pujian (padahal pujian itu hakikatnya tak ada padamu - ed.), itulah puncak kegilaan.
Dan, telah kami sebutkan bencana-bencana (bahaya-bahaya - ed.) pujian pada yang telah lewat pada “Kitab Bencana-bencana Lisan”, maka tidaklah sepantasnya engkau bahagia dengan pujian tersebut, bahkan seharusnya membencinya, sebagaimana para Salaf membencinya, dan bahkan mereka akan marah kepada pelakunya (yang memujinya - ed.).
Pengobatan Penyakit Benci Celaan
Pengobatan benci celaan, dapat dipahami dari pengobatan cinta pujian, dikarenakan memang itu lawannya. Berikut adalah ucapan singkat tentang hal tersebut.Nah,
1. bila orang yang mencela itu,
✓ jujur terhadap apa yang ia katakan,✓ ia bermaksud menasihatimu,✓ sepantasnya engkau menyepakati, tidak memasalahkannya, dan tidak marah.✓ Karena, sesungguhnya ia memberi “hadiah” (memberitahu - ed.) kepadamu tentang aib-aibmu (kekurangan - kekuranganmu - ed.).
Jika,
2. ia tak bermaksud menasihatimu,
✓ maka sesungguhnya ia telah merusak (menuai - memangkas - ed.) agamanya.✓ Sedangkan engkau telah mendapat manfaat dengan ucapannya.✓ Sebab, ia telah memberitahu kepadamu apa yang engkau tak ketahui,✓ dan mengingatkan kepadamu tentang kesalahan-kesalahanmu yang telah engkau lupakan.
Namun,
3. jika ia mencela (menfitnah - ed.) kepadamu dengan kesalahan yang tak ada padamu, maka sepantasnya engkau untuk merenungi 3 hal berikut:
3.1. Sesungguhnya, jika engkau berlepas (bebas - ed.) dari aib tersebut,
- belum tentu pula terlepas dari aib-aib lain yang semisalnya.
- Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla telah menutup padamu aib-aibmu yang lebih banyak lagi.
- Maka bersyukurlah kepada-Nya, karena Dia tidak membuat (mengeluarkan - pent.) dia untuk membeberkan aib-aibmu, dan Allah berkehendak kepada dia, hanya menyebutkan kesalahan yang tidak ada padamu.
3.2. Sesungguhnya, yang demikian itu (celaan - ed.) menjadi kafarat bagi dosa-dosamu.
3.3. Bahwasanya, bila ia (orang yang mencelamu - ed.) telah merusak agamanya, dan memancing kemarahan Allah atasnya,
✓ maka sepantasnya untuk engkau meminta kepada Allah ampunan untuk orang yang mencelamu.
✓ Sebagaimana telah diriwayatkan, bahwasannya seorang lelaki melukai Ibrahim bin Adham, maka Ibrahim bin Adham mendoakannya dengan pengampunan, dan berkata, ”Aku menjadi mendapat balasan (pahala - ed.) dengan sebabnya, maka janganlah dijadikan ia hukuman dengan sebab diriku.”
Bibliografi
- Kitab Mukhtashar Minhajul Qashidin - Al-Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi
- Buku terjemahan - Mukhtashar Minhajul Qashidin - At-Tuqa
- Kajian Islam Mukhtashar Minhajul Qashidin - Al-Ustadz Qomar ZA, Lc - Masjid Umar Ibnul Khaththab, Ponpes Darul Atsar, Kedu
Mau belajar Mukhtashar Minhajul Qashidin via daring (online), ikuti tahapannya, TAP /KETUK > di bawah ini:
***
Mau Belajar Ilmu Syar'i dengan Menuliskannya, mudah, sedikit demi sedikit, dan saban hari, TAP /KETUK > di bawah ini:
Posting Komentar untuk "#34 Pengobatan Penyakit Cinta Pujian dan Penyakit Benci Celaan"
Posting Komentar