Widget HTML #1

Pembelajar dan Penulis Ahlus Sunnah musti "jatuh cinta" kepada kebosanan

          Pernahkah kita merasakan kebosanan dalam belajar dan menulis?

          Siapapun dia pasti pernah merasakannya, tak terkecuali orang yang sukses dalam belajar dan menulis. Sesemangat-semangatnya kita dalam belajar dan menulis, terkadang kita merasa tertekan ketika lenyap fokus dan motivasi. Hanya saja, ada perbedaan yang jelas antara pejuang dan pecundang.

Pejuang senantiasa mencari cara untuk tetap melakukan kebiasaan belajar dan menulis, kendatipun merasa bosan. Karena, semakin mengulang-ulang belajar dan menulis, terkadang semakin sering, sesekali timbul rasa bosan pula, ketika rutinitas tersebut dilakukan. 

          Apalagi kita masih pemula, biasanya mulai ada tulisan hasil belajar, dan menaruh harapan pada hasil-hasil yang dibayangkan, namun tak kunjung berhasil. 

Inilah ancaman terbesar keberhasilan, bukan kegagalan, tetapi rasa bosan. Kita menjadi bosan pada kebiasaan belajar dan menulis ketika kebiasaan tersebut membuat kita tak bersemangat.

          Ketika kebiasaan belajar dan menulis telah menjadi biasa
  • akhirnya kita sendirilah yang menghancurkan progres kemajuan, 
  • dengan mencari-cari hal yang baru. 
  • Sedangkan yang jelas-jelas ada kemajuan walaupun pelan, ditinggal
  • Akhirnya kita akan terperangkap, pindah dari satu fase kebiasaan belajar dan menulis, ke fase yang lain, 
  • bukan karena memang telah layak secara natural melakukan itu. Namun, karena bosan saja.
          Pada suatu saat, setiap kita akan menghadapi tantangan belajar dan menulis dalam penyempurnaan keterampilan menulis. Kita harus menerima, "Selamat datang kebosanan."

          Kebiasaan belajar dan menulis yang kita lakukan, jika itu karena mudah dan menarik, kita tidak akan pernah cukup konsisten untuk mengalami sampai pada hasil-hasil yang luar biasa.

          Akan ada hari-hari dimana kita ingin berhenti belajar dan menulis, tidak bersemangat. Namun, kita harus terus melakukan kebiasaan belajar dan menulis, walaupun sedang bete, kesal, tidak mood, bahkan malas menjalaninya.

          Itulah bedanya antara pecundang dengan pejuang, antara pembelajar sekaligus penulis berkelas dengan amatir. Klan pembelajar dan penulis berkelas memilih patuh pada jadwal kebiasaan belajar dan menulis, sebaliknya amatir melewatkannya, melanggarnya.

          Pembelajar dan penulis berkelas paham betul mana yang penting baginya, dan dengan sadar mentaati jadwal kebiasaan belajar dan menulis. Sedangkan amatir mundur dari apa yang telah ia janjikan pada dirinya sendiri dengan alasan yang dicari-cari.

          Kita tak ingin menjadi pembelajar sekaligus penulis dan beraksi bila situasi nyaman. 
  • Ketika suasana hati dalam situasi apapun, kita harus mempertahankannya, 
  • jika kebiasaan belajar dan menulis itu menurut kita sungguh penting. 
  • Jika tidak, sudah pasti kita menganggap kebiasaan belajar dan menulis itu tidak penting.
           Kita, yang ingin punya karakter pembelajar dan penulis berkualitas mungkin sedang tidak bisa menikmati kebiasaan belajar dan menulis, tetapi bagaimanapun caranya kita musti mencari cara agar jadwal kebiasaan belajar dan menulis tetap berjalan.

           Ada banyak kondisi membuat tak berhasrat menyelesaikan tulisan hasil belajar, tetapi takkan pernah menyesal ketika tulisan itu selesai sesuai jadwal.
  • Ada banyak peluang ketika kita ingin bermalas-malasan,
  • tetapi kita takkan pernah menyesal karena kita memaksakan diri untuk belajar dan menulis
  • dan kita telah melakukan hal yang penting bagi kita.
          Tak ada jalan lain, untuk menjadi pembelajar sekaligus penulis piawai, kita harus melakukan kebiasaan belajar dan menulis, lagi, lagi dan lagi. 

          Mau tidak mau, kita harus jatuh cinta pada kebosanan.

***

Desain Kebiasaan Belajar Ilmu Syar'i dengan Menuliskannya


WhatsApp Salafy Asyik Belajar dan Menulis

Posting Komentar untuk "Pembelajar dan Penulis Ahlus Sunnah musti "jatuh cinta" kepada kebosanan"

Tanya-Jawab Islam
Bertanyalah kepada
Orang Berilmu

Doa dan Zikir
Benteng
seorang Muslim

Menulis Cerita

Kisah Nyata
rasa Novel


Bahasa Arab
Ilmu Nahwu
Tata Bahasa
Bahasa Arab
Ilmu Sharaf
Perubahan Kata
Menulis Cerita Lanjutan
Kelindan
Kisah-kisah Nyata


Bahasa Indonesia
Belajar
Kalimat

Bahasa Indonesia
Belajar
Menulis Artikel


Bahasa Indonesia
Belajar
Kata

Bahasa Indonesia
Belajar
Gaya Bahasa

Disalin oleh belajar.icu
Blog Seputar Mendesain Kebiasaan Belajar Ilmu Syar'i dan Menuliskannya, mudah, sedikit demi sedikit, dan saban hari.