Widget HTML #1

Pentingkah Bakat, dalam Proses Keterampilan Menulis suatu Wacana Tulisan?

          Untuk postingan kali ini, kita mencoba untuk fokus lebih spesifik pada Keterampilan Menulis dalam menghasilkan bentuk-bentuk Wacana tulisan, bukan pada permasalahan menulis dalam belajar.  Dimana, keterampilan ini merupakan hasil dari Belajar Ilmu Syar'i dengan Menuliskannya.

          Rahasia memaksimalkan peluang sukses keterampilan menulis adalah kita memilih bentuk tulisan yang tepat. Dan, fokus pada bentuk tulisan itu.

          Kebiasaan terampil menulis, 
  • lebih mudah diterapkan, 
  • dan lebih memuaskan, 
  • untuk dipertahankan, 
          bila sesuai dengan kecenderungan dan kemampuan alami kita.

          Hal ini, menuntut kita menerima prinsip, bahwa orang dilahirkan dengan kemampuan berbeda-beda. Ini seolah-olah manusia dilahirkan untuk berhasil, sedang yang lain untuk gagal.

          Permasalahan karakter atau sifat seseorang sesuai ketika ia lahir merupakan kekuatan sekaligus kelemahan. Sifat asal tak mudah diubah. Ini berarti pada situasi yang selaras ia merupakan keunggulan yang dahsyat, dan pada kondisi yang tak sesuai ia menjadi penghambat.

          Contoh saja, 

ketika ada yang bertanya tentang desain rumah, aku akan mudah sekali menjawabnya. Lain halnya jika ditanya masalah mesin, atau masalah pesawat terbang, tentu bingung mau jawab apa. Orang berada di suatu kesuksesan bidang tertentu, bukan saja ia memang telah terlatih, tetapi memang juga sangat cocok dengan tugas tersebut.

          Jadi, jika kita ingin betul-betul piawai dalam menulis, memilih bentuk Wacana tulisan yang tepat, lalu berfokus pada bentuk itu.

          Telah banyak kita ketahui beberapa orang kalangan umum yang telah kita ketahui tulisannya dari spesialisasi bentuk tulisannya. Seperti ahli syair atau puisi, ahli menulis cerita, ahli menulis berita, ahli menulis esai atau artikel sampai-sampai esai-esainya dibukukan dalam beberapa buku, dan banyak lagi.

          Dengan kata lain, sifat asal kita menentukan bidang tempat yang kita memiliki kesempatan lebih mudah di bidang itu. 

          Bidang tempat kita secara sifat asal bisa sukses adalah bidang tempat Kebiasaan Keterampilan Menulis lebih mungkin memuaskan.

          Kini timbul pertanyaan, 

“Bagaimana kita tahu, apakah bentuk Wacana tulisan yang sejalan dengan bakat dan minat kita? Bagaimana kita mengenali peluang dan Kebiasaan Keterampilan Menulis yang tepat bagi kita?"

          Untuk mengetahui jawabannya pertama kali, adalah memahami kepribadian kita.

Cara kerja Kepribadian (karakter) berpengaruh terhadap Kebiasaan

         Sifat asal manusia sejak lahir bekerja lebih dahulu sebelum timbulnya perilaku, termasuk semua kebiasaan, dan kebiasaan belajar dan menulis.

         Ada komponen karakter dasar sejak lahir, 
  • seberapa besar kesesuaian atau perlawanan kita terhadap kondisi-kondisi tertentu. 
  • Seberapa rentan atau kuat kita menghadapi kejadian-kejadian yang memicu stres, 
  • atau seberapa asyik atau bosan kita ketika mengalami hal yang mengasyikkan. Dan sebagainya. 
          Itulah kepribadian khusus bawaan dari lahir. 

          Kepribadian kita sejak lahir adalah:

Seperangkat karakteristik yang konsisten dari situasi ke situasi, dari lingkungan ke lingkungan.

          Para ahli, menguraikannya dalam lima kelompok cakupan, masing-masing memiliki ujung yang saling berlawanan, yaitu:

1. Keterbukaan pada pengalaman
dari rasa ingin tahu dan kemampuan mencipta, < sampai > hati-hati dan konsisten.

2. Kehati-hatian
dari keteraturan dan efisien < sampai > santai dan spontan.

3. Ekstroversi
dari senang bergaul (ekstrover) < sampai> senang menyendiri (introver).

4. Kecocokan
dari ramah dan empati < sampai > kaku dan egois.

5. Neurotisisme
dari mudah cemas dan peka < sampai > percaya diri, tenang dan mantap.

          Lima kelompok cakupan tersebut telah ada sejak lahir. 

Para ahli meneliti, dengan memperdengarkan bunyi-bunyi keras di bangsal bayi, ada bayi-bayi yang tertarik, ada pula bayi-bayi yang merasa terganggu. Ketika bayi-bayi tersebut beranjak dewasa, bayi-bayi yang cenderung tertarik pada bunyi-bunyi, mereka lebih mungkin menjadi sosok-sosok yang ekstrover. Sedangkan bayi-bayi yang merasa terganggu dengan bunyi-bunyi, mereka cenderung lebih mungkin menjadi pribadi yang introver ketika dewasa.

          Dan banyak lagi penelitian para ahli di kelompok cakupan karakter yang lain.

          Kebiasaan Keterampilan Menulis tidak semata-mata ditentukan kepribadian kita, karena menulis bukan bakat, tetapi keterampilan. Namun, tak ada keraguan karakter atau sifat dasar kita dari lahir menggiring kita ke arah tertentu. Karakter dari lahir tersebut membuat perilaku-perilaku lebih mudah bagi sebagian kita, dan tidak mudah bagi sebagian kita. 

          Kita tak perlu risau dan tak perlu merasa bersalah terhadap diri kita, tetapi yang kita lakukan adalah bekerjasama dengan sifat tersebut.

          Misalkan, 

seseorang yang kurang dalam masalah kehati-hatian (berkarakter santai dan spontan), akan tidak mudah untuk hidup rapi secara alami. Mungkin ia butuh mengandalkan rancangan lingkungan agar mampu bertahan pada kebiasaan-kebiasaan baik.

          Artinya, bahwa; 

kita musti mengembangkan Kebiasaan-kebiasaan Keterampilan Menulis dengan bentuk-bentuk Wacana tulisan yang memberi peluang bagi kepribadian kita.

          Jika kita lebih suka membaca bentuk-bentuk tulisan ilmiah seperti fiqih, kaidah-kaidah ilmu agama, pengetahuan ilmiah semisal di bidang kesehatan, teknik, dan sebagainya, maka perkuat di bidang itu. Nantinya, tentu cenderung membuat tulisan-tulisan ilmiah, tentu cocok dengan bentuk Wacana tulisan Eksposisi dan Artikel.

          Jika kita lebih suka membaca cerita, kisah dan sejarah, maka fokuslah kita di ranah tersebut. Ke depannya, tentu kita lebih suka menulis Kisah-kisah Nyata, Riwayat Hidup, bahkan Sejarah.

          Baca apa yang membuat kita puas.

          Kita tak perlu membangun bentuk Kebiasaan-kebiasaan Keterampilan Menulis yang disarankan orang lain. Kita pilih bentuk Wacana tulisan yang paling cocok dengan kepribadian kita, bukan bentuk Wacana tulisan yang paling populer.

          Setiap bentuk Wacana tulisan yang selaras dengan kita dapat mendatangkan kebahagiaan dan kepuasan. Kebiasaan Keterampilan Menulis mustilah dapat dinikmati agar ia bertahan lama.

          Menyesuaikan kebiasaan menulis dengan kepribadian kita adalah permulaan yang baik, tetapi itu tidak menjamin suatu akhir yang berhasil.

Cara mencari Karakter atau Sifat dasar sejak lahir kita

          Betul, dan memang kita dapat mengerjakan apapun. Namun, dalam prakteknya kita lebih mungkin mengerjakan dan menikmati hal-hal yang memudahkan kita. Orang berbakat pada satu bidang cenderung lebih kompeten melaksanakan tugasnya dan hasil kerjanya baik.

          Kita musti mengambil kebiasaan menulis dengan bentuk yang tepat, maka progres kemajuan kebiasaan menulis menjadi mudah. Jika kita mengambil bentuk tulisan yang tidak cocok dengan kepribadian kita, maka akan sulit melakukan aksi-aksi menulis setiap harinya.

          Bagaimana cara mengetahuinya?

          Pendekatan yang paling umum adalah: coba, dan salah (trial and error). 

          Apakah semudah itu? Padahal hidup ini singkat. Bagaimana jika coba, salah, coba, salah, dan coba lagi, salah lagi dan seterusnya? Kita tak punya waktu untuk mendalami setiap bentuk tulisan. 

          Ada cara efektif untuk mengelola kondisi tersebut. Yaitu dengan cara eksplorasi dan eksploitasi.

          Pada permulaan mencoba kebiasaan menulis harus ada eksplorasi. 

          Maksudnya bagaimana?

         Eksplorasi kata lainnya adalah penjelajahan. Yaitu 

menjelajah sejumlah kemungkinan, mencermati sebanyak mungkin bentuk-bentuk Wacana tulisan, ibarat menebar jala seluas-luasnya.

          Setelah bereksplorasi, 
  • maka akan terlihat bentuk Wacana tulisan yang memberi solusi terbaik yang kita temukan. 
  • Nah, fokuslah kita pada bentuk Wacana tulisan yang kita temukan, 
  • tetapi sesekali tetaplah kita bereksperimen pada bentuk Wacana tulisan lain. 
  • Adapun bentuk Wacana tulisan yang paling mudah kita lakukan musti lebih intens daripada eksperimen bentuk tulisan yang lain.
          Jika kita berhasil, dan berhasil pada satu bentuk Wacana tulisan dan terasa mudah secara alami melakukannya, mengalir begitu saja, 
  • maka kita ubah tindakan kita berupa eksploitasi. 
  • Kita lebih sering melakukan kebiasaan menulis dengan bentuk sesuai kepribadian kita itu. 
  • Eksploitasi habis-habisan, dalami, dan selami sampai kita dapat menemukan inti, karakter permasalahan bentuk Wacana tulisan tersebut. 
  • Dan, sampai kitapun sanggup berkreasi lebih piawai pada bentuk Wacana tulisan tersebut.
          Jika kita salah, dan salah pada satu bentuk Wacana tulisan dan terasa sulit melakukannya, maka kita hendaknya bereksplorasi dan bereksplorasi terus pada bentuk-bentuk Wacana tulisan yang lain.

          Bukan berarti ketika kita, salah pada suatu bentuk Wacana tulisan yang telah kita eksplorasi kita tinggal begitu saja. Tetapi, para ahli kebiasaan mengatakan, 
  • kita hendaknya melakukan kebiasaan menulis pada Wacana tulisan yang memberi hasil terbaik sekitar 80% sampai 90% dari waktu kita, 
  • dan tetap bereksplorasi pada bentuk Wacana tulisan yang lain dari 10% sampai 20% waktu kita yang tersisa.
          Keadaan yang optimal juga ditentukan oleh kepada berapa banyak waktu (baca: usia) yang kita miliki. Jika secara akal kita masih punya banyak waktu - masih usia muda - , kita masih bisa "coba dan salah" lebih banyak. Kita bisa lebih banyak untuk bereksplorasi, dan setelah menemukan bentuk Wacana tulisan yang cocok kitapun masih punya banyak waktu untuk bereksploitasi.

          Jika waktunya sedikit, maka kita harus sesegera mungkin memutuskan, atau sesegera mungkin menemukan bentuk Wacana tulisan yang terbaik dan yang sesuai kepribadian kita.

          Berikut cara mengekplorasi pilihan-pilihan bentuk Wacana tulisan, dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada diri kita sendiri:

1. Apa bentuk Wacana tulisan yang menyenangkan bagi kita, tetapi sedih dan mengeluh bagi orang lain?

Tanda bahwa kita sesuai dengan suatu bentuk Wacana tulisan; 
  • bukanlah kita menyukainya 
  • Namun, kita sanggup melakukan pengorbanan untuk bentuk Wacana tulisan tersebut lebih mudah dari pada kebanyakan orang lain.   
  • Kita menikmati membaca dan menulis bentuk Wacana tulisan itu, sementara kebanyakan orang lain mengeluh.  
  • Menulis suatu bentuk Wacana tulisan yang tidak terlalu memberatkan kita, tetapi memberatkan bagi orang lain, adalah bentuk Wacana tulisan yang sesuai dengan kepribadian kita.

2. Apa bentuk Wacana tulisan yang membuat kita lupa waktu?

Ada kondisi mental yang kita masuki, ketika kita sangat berfokus pada satu bentuk Wacana tulisan yang sedang dibaca atau dikerjakan, 
  • sehingga lupa waktu 
  • dan lupa dengan urusan-urusan yang lain. Telitilah diri kita.

3. Apa bentuk Wacana tulisan yang kita mendapat faedah lebih besar dibanding kebanyakan orang lain?

Kita coba terus membandingkan diri kita dengan orang-orang di sekitar kita baik luring maupun daring, 
  • manakah bentuk Wacana tulisan yang lebih mungkin memuaskan dibandingkan kebanyakan orang lain. Berarti itu sesuai dengan kita.  
  • Apakah pengaruh bentuk Wacana tulisan yang kita pilih tumbuh sangat pesat? Walaupun sebetulnya kita tak terlalu yakin, apakah bentuk Wacana tulisan yang kita kerjakan telah kita lakukan dengan baik.  
  • Namun, kita tahu dan jelas-jelas ada fakta-fakta yang hadir, bahwa hasil-hasil tulisan kita terkesan selesai lebih cepat bagi kita dari pada teman-teman kita yang lain.

4. Apa bentuk Wacana tulisan yang datang secara alami kepada kita?

Untuk menjawab pertanyaan ini, coba untuk beberapa saat lupakan bentuk-bentuk Wacana tulisan yang telah diajarkan kepada kita dan abaikan apa kata orang terhadap kita. Lalu, tanyakan kepada diri kita:

✓ Apa bentuk tulisan yang terasa alami bagi kita?

✓ Kapan kita merasa "hidup" pada satu bentuk Wacana tulisan?

✓ Kapan kita merasa suka dengan diri kita yang sejati, terkait pada satu bentuk Wacana tulisan?

>>> Pertanyaan-pertanyaan di atas bisa juga kita terapkan pada pilihan-pilihan bidang lain, untuk mendeteksi bidang mana yang cocok dengan karakter kepribadian kita. Caranya kata "bentuk Wacana tulisan" diganti dengan "bidang yang kita minati". <<<

          Untuk bentuk-bentuk Wacana tulisan yang dasar, dan dapat kita eksploitasi, adalah seperti:
  • Deskripsi, yaitu suatu penggambaran (pemerian) suatu keadaan, benda, tempat, ataupun orang. 
Deskripsi ini, sekalipun umumnya berbentuk Deskripsi Ekspositoris, bisa didalami lagi dalam bentuk tulisan Deskripsi Impresionistis, dan bisa juga Deskripsi menurut Sikap Penulis. Deskripsi dipelajari juga untuk mendukung bentuk-bentuk wacana tulisan lainnya.

  • Eksposisi, yaitu menyingkap suatu hal, biasanya suatu pendapat atau opini. 
Inipun banyak macamnya, jika diselami lebih rinci metode-metodenya, seperti Metode Identifikasi, Metode Perbandingan, Metode Ilustrasi atau Eksempiflikasi, Metode Klasifikasi, Metode Definisi, Metode Analisa, Metode Analisa Kausal. Dan ada lagi bentuk Eksposisi Argumentasi.

  • Argumentasi dan Persuasi, yaitu 
✓ Argumentasi adalah, suatu bentuk wacana tulisan yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai apa yang diinginkan oleh penulis. Argumentasi lebih menekankan aspek-aspek rasional.

✓ Sedangkan, Persuasi juga berusaha mempengaruhi orang, tetapi lebih menekankan aspek-aspek emosi.

  • Narasi atau Cerita atau Kisah, yaitu cerita yang berisi tokoh-tokoh, alur dan latar. 
✓ Ada Kisah Ekspositoris menekankan aspek informasi dan pengetahuan

✓ ada pula Kisah Impresionistis yang menekankan segi emosi atau sugesti

✓ Inipun masih ada aliran-alirannya. Adapula yang pendek (Kisah Nyata Inspiratif) dan yang panjang (Kelindan Kisah-kisah Nyata).

          Jika kita bisa mendeteksi ini semua, dan menemukannya, maka sesungguhnya ini adalah rizki dari Allah Subhana wa ta'ala. Anugerah dan kemanfaatan dari-Nya. Kita semua mempunyai waktu yang terbatas di muka bumi ini, dan yang betul-betul mendapat anugerah besar dari Allah, adalah; 

kita yang bekerja keras dan mendapatkan anugerah dari Allah Subhana wa ta'ala untuk bertemu dengan kesempatan-kesempatan yang menguntungkan kita.

Menciptakan Kreativitas bentuk Wacana tulisan, jika tidak menemukan yang sesuai dengan Kepribadian

          Jika kita tak kunjung menemukan bentuk Wacana tulisan yang cocok dengan karakter kita, maka bisa membuat sendiri bentuk Wacana tulisan berdasarkan kreativitas kita. Inipun telah ada dan telah tercipta sejak dahulu.

          Misalkan, 

kita hanya mampu membuat tulisan ringan dalam bentuk Eksposisi Argumentasi, tidak sampai ahli dalam mengeksploitasi bentuk Eksposisi. Dan, kitapun bisa membuat tulisan Kisah yang ringan. Inipun kita tidak sampai mendalami Kisah Impresionistis. 

Maka kita bisa kolaborasikan antara Eksposisi Argumentasi dengan bentuk Cerita. Argumentasi kita menyertakan cerita-cerita yang menjadi fakta-fakta yang mendukung argumentasi-argumentasi kita. Jadilah ia Artikel atau Feature (dibaca: ficer) yang menarik dan populer.

          Ketika kita tak bisa menang dan lebih baik pada satu bentuk Wacana tulisan, kita dapat lebih unggul dengan menjadi berbeda.

          Atau kita juga bisa berkreativitas dengan menggabungkan tulisan dan bidang selain menulis yang kita geluti. Sehingga apa yang kita geluti menampilkan citra yang berbeda dengan bidang yang sama pada orang lain. 

Misalnya, 

Usaha Drive - Thru (baca: kaki lima) Ayam Geprek dengan menampilkan pengetahuan Ensiklopedia Masakan Ayam di seluruh dunia. Dengan demikian, akan menampilkan pengalaman tersendiri (experience) kepada para pelanggan.
  • Dengan menggabungkan keterampilan-keterampilan
  • kita bisa mengurangi tingkat persaingan di satu bentuk Wacana tulisan, atau di satu Kategori Bidang tertentu lainnya.
  • sehingga kita mudah mampu memiliki kekhasan tersendiri, berani beda.
          Seorang pembelajar sekaligus penulis yang baik, adalah; 

> yang bekerja keras untuk memenangkan perlombaan permainan belajar dan menulis yang dimainkan semua pembelajar dan penulis. Tapi, ingat dalam rangka mencari Wajah Allah ta'ala.

          Namun, seorang pembelajar sekaligus penulis yang piawai, adalah; 

>>> yang menciptakan perlombaan permainan belajar dan menulis yang baru, dan itulah kekuatannya untuk menutup kelemahannya.

  • Dengan begitu pula, kita bisa lepas dari jebakan membanding-bandingkan diri dengan orang lain. 
  • Semakin kita menguasai suatu keterampilan khusus, semakin sulit orang lain bersaing dengan kita, sulit mengalahkan kita di hadapan Allah ta'ala. 
          Bahkan, seandainya kita bukan orang yang paling berbakat, kita sering unggul dan menjadi terbaik pada Kategori Khusus - Insya Allah.

***

Desain Kebiasaan Belajar Ilmu Syar'i dengan Menuliskannya


WhatsApp Salafy Asyik Belajar dan Menulis

Posting Komentar untuk "Pentingkah Bakat, dalam Proses Keterampilan Menulis suatu Wacana Tulisan?"


Tanya - Jawab Islam
Bertanyalah kepada
Orang Berilmu

Menulis Cerita

Kisah Nyata
rasa Novel


Bahasa Arab
Ilmu Nahwu
Tata Bahasa
Bahasa Arab
Ilmu Sharaf
Perubahan Kata
Menulis Cerita Lanjutan
Kelindan
Kisah-kisah Nyata


Bahasa Indonesia
Belajar
Kalimat

Bahasa Indonesia
Belajar
Menulis Artikel


Bahasa Indonesia
Belajar
Kata

Bahasa Indonesia
Belajar
Gaya Bahasa

Disalin oleh belajar.icu
Blog Seputar Mendesain Kebiasaan Belajar Ilmu Syar'i dan Menuliskannya, mudah, sedikit demi sedikit, dan saban hari.